Abstrak:
Pada orang tua yang memiliki anak yang menempuh pendidikan, beberapa permasalahan-permasalahan umum harus dihadapi. Permasalahan biaya dan liburan keluargapun harus mereka hadapi seperti pengorbanan biaya akan aktivitas santai dan juga kemungkinan konflik atau permasalahan fasilitas ditempat berlibur. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri lebih jauh pengaruh family ritual vacation dan financial management terhadap wellbeing orang tua yang memiliki anak yang menempuh pendidikan. Metode yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan analisis regresi dan dilakukan kepada 91 subjek. Hasil dari penelitian menunjukkan pengaruh signifikan antara financial management terhadap wellbeing (p<0,05), namun tidak untuk family ritual vacation terhadap wellbeing (p=0,125). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan untuk merencanakan financial management, semakin tinggi juga wellbeing yang dimilikinya, begitu juga sebaliknya. Namun temuan ini tidak berlaku bagi family ritual vacation dimana pengaruhnya tidak signifikan.
Abstrak:
Coparenting pada orangtua yang memiliki anak remaja merupakan suatu hal yang penting di dalam pola asuh. Dalam coparenting di perlukan adanya interaksi anatra suami dan istri yang memiliki keputusan bersama untuk melakukan tanggung jawab sebagai orangtua yang membesarkan anaknya. Pada beberapa fenomena, tidak sedikit pasangan orangtua dalam masa coparentingnya mengalami permasalahan, yaitu dalam conflict resolution dan financial management. Hipotesis pada penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif anatara conflict resolution dan financial management terhadap coparenting pada orangtua yang memiliki anak remaja. Penelitian ini mengguakan pendekatan kuantitatif dengan desain regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel conflict resolution dan financial management terhadap coparenting. Subjek penelitian ini memiliki total 99 orang terdiri dari suami 45 orang dan istri 54 orang, dengan kriteria memiliki anak usia remaja, berstatus menikah dan tinggal dalam satu rumah. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda yang menunjukkan hasil R = 0,383 (p > 0,001. Kesimpulan dalam pnelitian ini yaitu, pengaruh paling kuat terhadap coparenting adalah financial management, sedangkan conflict resolution tidak memiliki pengaruh terhadap coparenting pada orangtua yang memiliki anak remaja. Penelitian ini juga melakukan analisis tambahan yang mengenai faktor lain yang diduga mempengaruhi kualitas coparenting pada orangtua yang memiliki anak remaja.
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan manajemen keuangan terhadap co-parenting pada pasangan yang mempunyai anak usia preschool. Jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 103 orang pasangan yang memiliki anak usia preschool di Gresik. Pengambilan data menggunakan skala komunikasi, manajemen keuangan dan co-parenting. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji orelasi ganda dan parsial. Hasil uji korelasi ganda menunjukkan adanya pengaruh komunikasi dan manajemen keuangan terhadap Co-parenting pada pasangan yang memiliki anak usia preschool (R2 = 0,353; p< 0,05). Hasil uji korelasi parsial menunjukkan komunikasi memiliki pengaruh signifikan terhadap co-parenting (R2 = 0,340; p< 0,05). Hasil uji korelasi parsial menunjukkan manajemen keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap co-parenting (R2 = 0,239; p< 0,05).
Abstrak:
Family ritual (dinner time) didalam keluarga sangat penting karena dapat membantu anggota keluarga dalam masa tekanan dan stress serta memberikan dukungan sosial bagi anggotnya. Berbagai penelitian terdahulu membahas pentinganya family ritual (dinner time) di dalam keluarga dan dampaknya namun masih sedikit yang membahas mengenai faktor yang menjadi prediktor terbentuknya ritual keluarga. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah komunikasi dan resolusi konflik berpengaruh terhadap ritual keluarga (dinner time) pada orangtua yang memiliki anak berkuliah sarjana. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 75 subjek. Penyebaran data menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online dan offline. Pengambilan data menggunakan skala komunikasi dan skala resolusi konflik Olsen dan skala ritual keluarga Family Ritual Quisioner (FRQ). Analisa data menggunakan metode regresi berganda untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan resolusi konflik secara bersamasama terhadap ritual keluarga dinner time. Dan menggunakan regresi linear sederhana untuk mengetaui pengaruh komunikasi terhadap ritual keluarga dinner time dan pengaruh resolusi konflik terhadap ritual keluarga dinner time. Hasil analisa uji regresi berganda (r = 0,010; p = 0,696). Hasil uji regresi linear sederhana komunikasi terhadap ritual keluarga (r = 0,006; p = 0,496). Hasil uji regresi linear sederhana resolusi konflik terhadap ritual keluarga (r = 0,000; p = 0,973). Tidak ada pengaruh komunikasi dan resolusi konflik terhadap dinner time. Tidak ada pengaruh komunikasi terhadap dinner time. Tidak ada pengaruh resolusi konflik terhadap dinner time. Sehingga pada penelitian ini Hipotesa mayor dan minor ditolak. Diharapkan peneliti selanjutnya mempertimbangkan partisipannya tidak hanya orang tua saja melainkan seluruh anggota keluarga.
Abstrak
Salah satu hal yang menjadi tanda keberhasilan pernikahan adalah kepuasan pernikahan baik suami maupun istri. Namun
di era saat ini peran istri yang bekerja di luar rumah menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan suami istri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, intimasi seksual, resolusi konflik dan relasi finansial terhadap
kepuasan perkawinan pada pasangan suami istri dengan istri yang bekerja dan tidak bekerja. Keseluruhan partisipan
berjumlah 144 orang yang terdiri dari 90 istri yang bekerja dan 54 istri yang tidak bekerja. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan skala. Hasil analisis regresi linear menunjukkan adanya perbedaan faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan antara pasangan dengan istri bekerja dan tidak bekerja. Kepuasan pasangan dengan istri yang bekerja dipengaruhi
oleh komunikasi, intimasi seksual dan relasi finansial. Sedangkan pada pasangan yang istrinya tidak bekerja, kepuasan
pernikahan dipengaruhi oleh komunikasi dan relasi finansial.
Keywords: communication, conflict resolution, financial relations, marital satisfaction, sexual intimacy
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh resolusi konflik dan intimasi
spiritual terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan suami istri beda etnis. Subjek
penelitian adalah 51 pasangan suami istri beda etnis pada salah satu sinode gereja di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan skala resolusi konflik, skala intimasi spiritual
dan skala kepuasan pernikahan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
uji regresi berganda. Analisis regresi linier berganda menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari resolusi konflik dan intimasi spiritual terhadap kepuasan
pernikahan secara simultan. Selain itu, baik resolusi konflik ataupun intimasi spiritual
masing-masing memiliki peran terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan Kristiani
beda etnis. Meski demikian, dibandingkan dengan resolusi konflik, intimasi spiritual
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kepuasan pernikahan.
Kata kunci: Intimasi spiritual, kepuasan pernikahan, resolusi konflik.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/7611
ABSTRAK
The aim of this research is to portray the pattern of relat ionships
between daughter in law and mother in law who live together within
one house. The ‘second goal of this research is aimed at finding the
causes of conflicts between daughter and mother in law, their style of
resolving the conflicts and the conditions that support their
harmonious relationships .This qualitative research includes
participation of two couples of daughter and mother in law. One
couple acclaimed that their relationship was harmonious. Another
couple stated that she had difficulties in developing harmonious
relationship between them. Data collect ion was conducted by in-depth
interview, and the result indicates that there are 3 important conditions
to create harmon ious relationships, which are: (a) uncond itional
respect, (b) congruency, and (c) empathetic understanding. The
unconditional respect and acceptance facilitates easier harmonious
relationships primarily in a situation where there is cultural gap.
Congruency creates transparent relationships, secure feelings
between the individuals and trust. Empathetic understa nding tends to
help a person to perceive things from different angle of perception.
These three components of relationship supports productive conflict
resolution. The relationsh ip becomes more harmonious when the
individuals have needs to support one another so that each individual
feels that her needs are fulfilled. Considering the importan ce of three
components, all of the these components must be deve loped and
increased in the daughter and mother in law relationships.
Keywords: Harmonious relationship, Disharmony relations , Daughter in Law, Mother in Law, Interpersonal Conflict
ABSTRAK
Work-Family Interface dapat ditinjau dari dua arah yaitu work-to-family dan family-to-work. Ketidakseimbangan dalam menjalankan dua peran di area pekerjaan dan keluarga akan memicu konflik yang disebut sebagai work-to-family conflict dan family-to-work conflict. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konflik pekerjaan dan keluarga pada pasangan suami dan istri yang keduanya bekerja. Subjek penelitian adalah 30 pasangan suami istri (60 orang), minimal telah memiliki satu anak dan bekerja sebagai karyawan, manager maupun wiraswasta. Work-family conflict diukur dengan menggunakan angket tertutup yang mengukur level konflik dari dua arah yaitu work-to-family conflict dan family-to-work conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan work-family conflict antara kelompok suami dan kelompok istri. Namun, terdapat perbedaan antara work-to-family conflict dan family-to-work conflict dengan nilai rata-rata work-to-family conflict lebih tinggi dibandingkan dengan family-to-work conflict baik pada kelompok suami maupun istri. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan gender dalam cara menyeimbangkan peran dalam pekerjaan dan rumah tangga.
ABSTRAK
Banyak mahasiswa perantau yang rela meninggalkan daerah asalnya yang untuk mendapatkan
pendidikan yang terbaik di daerah lain. Ketika seseorang memasuki daerah baru, ia akan menghadapi berbagai
permasalahan yang dapat mempengaruhi kebahagiaannya. Salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan
kebahagiaan adalah dukungan sosial. Ketika seseorang mendapatkan dukungan sosial, ia akan merasa dicintai,
diperhatikan, dan dihargai oleh individu lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dan kebahagiaan pada mahasiswa perantau di Universitas X Surabaya. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Responden penelitian ini adalah 170 orang mahasiswa perantau dari Universitas X yang berada di semester
pertama, tidak tinggal bersama orangtua, serta menetap sementara di Surabaya karena studi. Data penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan positif antara dukungan sosial dan kebahagiaan pada mahasiswa perantau di Universitas X
Surabaya (r = 0.515, p < 0.001).
Kata kunci: dukungan sosial, kebahagiaan, mahasiswa perantau
ABSTRACT
Many studies about entrepreneurs have already been done from the perspecitve of the individual’s characteristics or background, but not many studies have studied it from the marital relationship perspective. The purpose of this study was to investigate the effect of marital relations strategies to business efficacy through mediation of spousal involvement and emotional social support. The subjects were 61 married young male entrepreneurs in Surabaya, Indonesia. Data analysis was tested by using structural equation modeling. Based on the structural equation modeling, only conflict management and advice strategy have a positive impact on the business efficacy of young male entrepreneurs through mediation of their spousal emotional involvement and social support. The other four strategies, namely assurance, openness, positivity and social network have no positive impact toward spousal involvement and spousal emotional social support. Therefore, the four strategies cannot have an effective influence on business efficacy if they are not preceded by a good conflict management strategy.
Keywords: Marital, Relation Strategies, Business Efficacy, Entrepreneur
Abstract
Family plays an important role in children’s growth and development. The mechanism of co-parenting is empirically proven to have an impact in marital relationship and child development. However, the number of empirical studies on co-parenting in Indonesia is still very limited. The purpose of this study is to examine the issue of co-parenting among parents in Indonesia and to understand ways to develop effective co-parenting. This study used a qualitative method approach.
The data collection method used in this study is focused group discussion to 30 participants, including 15 fathers and 15 mothers. The study found that imbalances in the division of roles between partners and the difficulties in finding agreements are the biggest challenges for fathers and mothers. This study also found that there are four factors to implement an effective co-parenting, which are discussion, agreement in task division, giving appreciation, and good parenting references.
Keywords: Co-parenting, Indonesian parenting, Childrearing agreement, Division of labor.
ABSTRACT
The development of entrepreneurial orientation cannot be separated from the role of parenting. While emerging adolescents tend to try to break away from their parents because they want to be closer to their peers. This purpose of this study is discovering differences of entrepreneurial orientation based on parental attachments to father, mother or both. This study used the survey method to 291 emerging adolescents in six major cities on the island of Java, Indonesia. The results showed that early adolescents who were close to both parents had higher entrepreneurial orientation than they who were only close to once parent or not close to both parents. This study also examined the role of parental attachment on each dimension of the entrepreneurial orientation.
Keywords: entrepreneurship, parenting, attachment, adolescence
Abstrak
Persoalan-persoalan sosial sebagai akibat dari kondisi keluarga yang disfungsional banyak terjadi di masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya membangun keluarga yang sehat dan fungsional, serta mengeksplorasi hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun keluarga yang fungsional. Artikel diawali dengan penjelasan konsep-konsep dasar sebuah keluarga, yang meliputi tugas keluarga serta peran yang harus dimainkan keluarga untuk membentuk anggota keluarga menjadi pribadi yang matang dan sehat mental, konsep system keluarga, serta struktur dan keberfungsian keluarga. Di bagian berikutnya, artikel ini mengupas karakteristik dan pengaruh positif dari keluarga yang sehat dan fungsional, serta ciri-ciri dan dampak negatif keluarga yang disfungsional. Artikel ini diakhiri dengan uraian mengenai cara-cara membangun keluarga yang sehat dan fungsional.
Kata kunci: keluarga sehat, keluarga fungsional, keluarga disfungsional
Hubungan antara Waktu Luang Bersama dan Resolusi Konflik dengan Kepuasan Pernikahan pada Dual Earner
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu luang bersama dan
resolusi konflik dengan kepuasan pernikahan pada suami atau istri dual earner. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 85 suami atau istri dual earner di perusahaan X Surabaya. Pengambilan
data menggunakan skala waktu luang bersama, resolusi konflik dan kepuasan pernikahan. Teknik
analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi ganda dan korelasi parsial. Hasil
uji korelasi ganda menunjukkan adanya hubungan terhadap waktu luang bersama dan resolusi
konflik secara bersama-sama dengan kepuasan pernikahan (R = 0,637; p < 0,05). Hasil uji korelasi
parsial menunjukkan adanya hubungan positif waktu luang bersama dan kepuasan pernikahan
dengan mengendalikan resolusi konflik (r = 0,476; p < 0,05). Hasil uji korelasi parsial menunjukkan
tidak adanya hubungan antara resolusi konflik dengan kepuasan pernikahan dengan
mengendalikan waktu luang bersama (r = 0.129; p > 0.05).
Kata kunci: kepuasan pernikahan, resolusi konflik, suami atau istri dual earner, waktu luang
bersama
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuiperan shared leisure satisfaction dan conflict resolution terhadap co-parenting pada pasangan dual earner di gereja X. Hipotesis pada penelitian ini yaitu shared leisure satisfaction dan conflict resolution berperan signifikan terhadap co-parenting. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Subjek pada penelitian ini adalah 90 orang dual earner jemaat di Gereja X di Banyuwangi karena ditemukan fenomena yang sesuai pada populasi tersebut dan diperoleh dengan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa shared leisure satisfaction dan conflict resolution berperan terhadap co-parenting pada pasangan dual earner(F=23,164;p<0,05),untuk conflict resolution berperan terhadap co-parenting (t= 4,928; p<0,05), demikian juga shared leisure satisfaction berperan terhadap co-parenting(t= 4,347; p<0,05). Total sumbangan efektif kedua variabel sebesar 34,7% (R2= 0,347). Kesimpulan pada penelitian ini adalah shared leisure satisfaction dan conflict resolution berperan terhadap co-parenting pada pasangan dual earner.
Kata kunci: conflict resolution, co-parenting, shared leisure satisfaction, pasangan dual earner
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja. Subyek penelitian ini adalah 73 subjek, terdiri dari 14 suami dan 59 istri. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Data diperoleh dengan menggunakan skala psychological-well-being (Lee, 2014) dan revised dyadic adjustment scale (Busby et al., 1995). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara psychological well-being dan marital adjustment pada remaja (ρ = 0,253; p < 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi psychological well-being yang diperoleh individu, maka semakin tinggi marital adjustment yang dimilikinya dan begitu pula sebaliknya.
Kata kunci: marital adjustment, psychological well-being, remaja
1Natasha Nathania Ginartha, 2Jenny Lukito Setiawan
Abstrak: Pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi aspek kehidupan masyarakat salah satunya dalam kehidupan pernikahan. Data perceraian menunjukkan peningkatan yang signifikan selama masa pandemi. Adanya kasus perceraian memperlihatkan bahwa terdapat permasalahan dalam kepuasan pernikahan pada pasangan menikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran resolusi konflik dan pemaafan terhadap
kepuasan pernikahan periode awal dan dimensi pemaafan yang lebih berpengaruh Terhadap kepuasan pernikahan pasangan periode awal. Penelitian ini melibatkan 140 responden (76 suami dan 64 istri) dengan usia pernikahan di bawah 10 tahun, berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah uji analisis regresi berganda. Hasil menunjukkan adanya pengaruh signifikan pemaafan terhadap kepuasan pernikahan (F= 7.028 ; p < 0.05) dengan kontribusi sebesar 13% (R2 = 0.130%), sedangkan resolusi konflik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan (p > 0.05). Dimensi pemaafan yang memberikan kontribusi lebih besar terhadap kepuasan pernikahan adalah kebaikan
Kata kunci: Kepuasan Pernikahan, Periode Awal, Resolusi Konflik, Pemaafan.
Peran Resolusi Konflik dan Ekspresivitas Emosi Terhadap Kepuasan Pernikahan Pada Masa Awal Pernikahan
Abstrak: Masa awal menikah sangat identik dengan permasalahan adaptasi yang perlu dihadapi oleh pasangan. Salah satu faktor yang juga berkontribusi pada pernikahan di Indonesia adalah adanya kultur kolektivistik. Kepuasan pernikahan menjadi tolak ukur dalam menentukan seberapa berhasilnya pasangan melakukan adaptasi dalam hubungan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari resolusi konflik dan ekspresivitas emosi terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan masa awal menikah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain korelasional dengan partisipan berjumlah 102 orang dengan usia pernikahan 3-5 tahun sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resolusi konflik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan (p= 0.018; F= 5.672) dengan kontribusi sebesar 5.4% (R2= 0.054), sedangkan variabel ekspresivitas emosi tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pernikahan pada masa awal menikah (p> 0.05).
Kata kunci: Kepuasan Pernikahan, Resolusi Konflik, Ekspresivitas Emosi, Masa Awa Menikah, Kolektivistik.
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…
This content will appear inside a popup…