Menghadapi Peran dan Beban Ganda dengan Kekuatan Mental

Generasi sandwich adalah kelompok individu yang berada di posisi tengah, yakni harus merawat orang tua yang menua sekaligus mendukung anak-anak mereka. Kondisi ini menciptakan beban ganda yang berat—secara fisik, emosional, dan finansial. Para anggota generasi sandwich kerap merasa kewalahan akibat tuntutan yang datang dari dua arah keluarga. Beban finansial menjadi salah satu tekanan terbesar, mengingat tingginya biaya perawatan lansia serta kebutuhan pendidikan dan hidup anak-anak yang terus meningkat.
Selain tekanan ekonomi, kelelahan emosional juga menjadi tantangan besar. Mereka dituntut untuk selalu hadir bagi kedua generasi, namun sering kali kekurangan waktu untuk merawat diri sendiri. Akibatnya, stres meningkat dan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pun turut membayangi.
Untuk menghadapi situasi yang menantang ini, generasi sandwich perlu mengembangkan resiliensi atau daya tahan mental yang kuat. Resiliensi dapat membantu mereka tetap bertahan dan menghadapi tekanan dengan lebih baik. Salah satu cara untuk mengembangkan resiliensi adalah dengan memperkuat keterampilan manajemen stres. Mereka dapat belajar untuk menetapkan prioritas, delegasi tugas, dan mengelola waktu dengan lebih efektif. Selain itu, mencari dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas sangat penting dalam menghadapi tekanan ini. Dukungan sosial dapat memberikan bantuan emosional serta praktis yang sangat dibutuhkan. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan juga bisa membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Dengan menjaga keseimbangan hidup antara tanggung jawab keluarga dan kebutuhan pribadi, mereka bisa lebih mudah mengisi ulang energi dan menjaga kesehatan mental mereka.
Apa yang harus menjadi batasan bagi Generasi Sandwich?
Penting juga bagi generasi sandwich untuk memahami batasan mereka dan tidak ragu mencari bantuan ketika diperlukan. Mengakui bahwa mereka tidak bisa melakukan segalanya sendirian adalah langkah awal yang penting. Mereka bisa mempertimbangkan untuk menggunakan jasa perawatan profesional bagi orang tua atau mencari dukungan tambahan untuk kebutuhan anak-anak. Memiliki waktu untuk diri sendiri, bahkan dalam waktu yang terbatas, sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental. Aktivitas seperti olahraga, hobi, atau sekadar istirahat sejenak dari rutinitas dapat memberikan ruang bagi mereka untuk melepaskan stres dan kembali fokus. Dukungan psikologis, seperti konseling atau terapi, juga bisa menjadi sumber bantuan yang berharga dalam membantu mereka mengatasi tekanan emosional dan menjaga kesehatan mental.
Maka dari itu membangun komunikasi yang terbuka dan sehat dengan semua anggota keluarga dapat membantu meringankan beban yang dirasakan oleh generasi sandwich. Dengan komunikasi yang baik, mereka bisa mendiskusikan peran dan tanggung jawab secara lebih jelas, serta mendapatkan dukungan dari keluarga lainnya. Membangun kesadaran akan pentingnya kolaborasi dan kerja sama dalam keluarga juga dapat membantu mengurangi beban yang mereka pikul. Dengan resiliensi yang kuat, dukungan yang memadai, dan keterampilan manajemen yang baik, generasi sandwich dapat menghadapi tantangan mereka dengan lebih percaya diri dan tetap menjaga kesejahteraan mental serta keseimbangan hidup mereka.
Penulis: Jessica Christina Widhigdo, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra
Others
- Bisa romantis tapi gak kompak ngasuh anak? July 3, 2025
- Parenting VOC vs Gentle Parenting June 11, 2025
- Remaja Gak Butuh Ditanya, Tapi Dipahami May 7, 2025
- LIVE INSTAGRAM: Makna Tersembunyi di Balik “Gak Apa-Apa” May 7, 2025
- Ayah Juga Bisa Merasa Kesepian? April 18, 2025